Rabu, 19 November 2008

“PIARA JENGGOT, WHY NOT!!!”

“PIARA JENGGOT, WHY NOT!!!”

Tidak sdikit orang yang tertarik untuk memelihara dan memanjangkan jenggotnya – meski yang mencukurnya sampai licin jauh lebih banyak – dengan berbagai alasan.
Entah karena artis idolanya berjanggot, atau pun karena kesadaran bahwa itu adalah tuntunan agama, sebagaimana yang tampak pada sebagian besar pemuka-pemuka agama.
Namun ceritanya akan sangat berbeda, ketika yang berjenggot itu adalah orang yang menampakkan komitmennya terhadap syariat Islam. Contoh yang paling menonjol selain jenggot adalah pakaian yang tidak isbal (tidak memanjangkan pakaian hingga menutupi mata kaki). Kemana saja mereka melangkahkan kaki, pandangan penuh kecurigaan dari para petugas keamanan akan terus mengawasi mereka. Akibatnya, tak heran, pernah terjadi di Makasar, salah seorang aktifis dakwah yang sedang bersepeda sambil membawa kantongan plastik berisi buku-buku yang baru saja dibelinya dari salah satu toko buku dikejar oelh seorang anggota polisi dengan motor pemburu. Kemudian, ia ditanya, “Apa isi kantong itu?” Pasalnya sederhana, aktivis ini berjenggot dan celananya “tergantung”.

Rabu, 15 Oktober 2008

Kesaksian Dua Ekor Burung

Suatu ketika Abu Nashr Ibnu Maryam makan bersama seorang tokoh pemuka suku Kurdi. Lalu, kepada orang Kurdi itu dihidangkan dua ekor burung panggang. Yang mengherankan, saat orang Kkurdi itu melihat dua ekor burung panggang itu tiba-tiba saja ia tertawa terbahak-bahak. “Ha, ha, ha,…” Abu Nashr terheran-heran dengan perilaku orang Kurdi tersebut. Ia segera bertanya, “Wahai saudaraku, apa yang membuatmu tertawa?”
Ia menjawab,”Begini wahai saudaraku, dulu saat aku masih muda aku pernah menjadi penyamun. Suatu ketika seorang pedagang yang kaya raya lewat di hadapanku. Aku melihatnya membawa harta yang begitu

remember Allah